Islam Itu Indah


"Diantara modal utama berdirinya benteng yang kokoh pada setiap jiwa muslim adalah membangun kesan bahwa Islam itu sebenarnya mudah dan ringan."
--
Sepertinya masih saja menjadi fenomena yang melekat pada diri ummat Islam bahwa keberadaannya dalam Islam telah "memaksanya" untuk melaksanakan perintah-perintah keislaman yang dirasanya memberatkan dan menyulitkan. Kenyataan ini terjadi karena dua faktor utama : [1]. Mentalitas keislaman (faktor Internal); [2]. Rongrongan musuh terutama syaithan (faktor Eksternal).
Perlu amat sangat kita waspadai, satu diantara strategi musuh yang sudah mulai berhasil adalah : menimbulkan paradigma bahwa keta'atan akan ajaran Islam menjadi sesuatu yang sangat memberatkan; dan penyimpangan terhadap ajaran Islam dikemas seperti bagian dari ajaran Islam.

Keberhasilan strategi inilah yang telah membuat rapuhnya mental ummat Islam dalam menjalani segala peraturan Islam yang tertuang dalam Al-Qur an dan As-Sunnah.

Meski begitu, serangan para musuh allah dalam upayanya melemahkan semangat ber-Islam sebenarnya akan menurun seiring benteng pertahanan diri yang kian kokoh. Diantara modal utama berdirinya benteng yang kokoh pada setiap jiwa muslim adalah membangun paradigma bahwa Islam itu sebenarnya mudah dan ringan. Ajaran Islam itu fleksibel dan bijak. Melaksanakan ajaran Islam itu menjamin ketenangan dan membawa kebaikan.

Mari kita sama-sama cermati hadits berikut ini :
Abu Hurairah bercerita bahwa dia mendengar Rasulullah shallallohu 'alaihi wasallam bersabda : "Apa yang telah aku larang untukmu maka jauhilah. Dan apa yang kuperintahkan kepadamu, maka kerjakanlah dengan sekuat tenaga kalian. Sesungguhnya umat sebelum kalian binasa karena mereka banyak tanya, dan sering berselisih dengan para Nabi mereka." (Shahih Muslim No. 4348)

Hadits diatas mengungkap pesan utama dari Rasulullah agar bagaimana segenap ummatnya seharusnya bersikap terhadap perintah-perintah Allah yang disampaikan melalui lisannya. Kecermatan dalam menyikapi pesan dalam hadits ini merupakan modal dasar dalam menjalani keislaman secara totalitas. Karena meyakini bahwa Islam ternyata berada pada jalur fitrah manusia yang sesungguhnya.
Islam sangat tahu kebutuhan setiap insan. Menjalani keislaman secara serius akan membawa pada eksistensi manusia secara utuh. Karena ternyata, Islam tidak memaksakan sesuatu yang bukan menjadi kebutuhan manusia atau diluar kemampuan manusia.

Pesan pertama dalam hadits diatas bahwa : "apa saja yang aku larang kamu melaksanakannya, hendaklah kamu jauhi" menunjukkan sifat yang mutlak bahwa semua larangan harus dijauhi. Karena secara umu, menjauhi larangan tidak membutuhkan proses, lebih simple dan sederhana. Tapi kemutlakan tersebut bukan tanpa kecuali. Jika ternyata menjauhi larangan didapati adanya rintangan yang menghalang, larangan tersebut menjadi boleh dilanggar. Contohnya : dibolehkan makan bangkai dalam keadaan darurat.

Pesan selanjutnya bahwa : "apa saja yang aku perintahkan kepadamu, maka lakukanlah menurut kemampuan kamu".

Luar biasa, ketika pesan Rasulullah SAW terkait larangan cenderung bersifat mutlak, ternyata terkait perintah cukup fleksibel dan bijak. Memang perintah kadang membutuhkan proses. Ketika berproses itulah, perintah dilaksanakan sampai di tingkat mana kemampuan kita berada. Selama jujur akan kemampuan kita, Allah akan menghargai jerih payah kita meski hanya sampai di tengah proses bahkan di awal proses.

Membayar zakat fitrah misalnya, bayarlah ia untuk semua orang yang menjadi tanggungannya, bila tidak bisa semuanya, bayar sebagian saja, kalau ternyata memang sama sekali tidak mampu, Allah memakluminya. Keinginan kuat untuk membayarnya walau tidak kesampaian, Allah menghargai. Dan ia berhak mendapat jatah dari pembagian zakat fitrah tersebut.

Inti dari paparan ini adalah bangunlah positif thinking terhadap ajaran Islam. Jangan semerta-merta memandang bahwa ajaran Islam mengebiri kebebasan dalam beraktifitas. Seringkali orang menggerutu kalau dirinya harus ini, harus itu, shalatlah - padahal kan saya sedang sibuk, atau tidak boleh ini, tidak boleh itu. Begitulah ketika orang melihat kehidupan ini secara sepihak. Hidup hanya dilihat dengan kacamata materi duniawi saja.

Cobalah kita bangun keseimbangan dalam memandang makna hidup ini. Tidak hanya fisik yang butuh perhatian, namun juga ruh kita. Untuk ketahanan hidup berupa fisik, tanpa disuruh dan diminta, kita sudah bergerak sendiri. Tapi untuk ketahanan ruh, jangankan menunggu kesadaran sendiri, dicoba diberi kesadaran pun kebanyakan cenderung menghindar.

Pemenuhan akan kebutuhan ruh yang dimaksud tiada lain adalah menta'ati apa yang telah digariskan dalam ajaran Islam. Lewati rintangan yang menghadang berupa negative thinking terhadap ajaran Islam tersebut. Padahal sekali lagi, apa yang susah dari Islam? Apa yang berat dari Islam? Semuanya sudah diatur sesuai dengan kemampuan masing-masing. Tidak ada paksaan kecuali semuanya hanya bagian dari komitmen dengan keislaman yang dianutnya.

Pada dasarnya, Islam adalah agama yang mudah karena ia diturunkan oleh Allah SWT yang Maha Tahu karakter dan kemampuan manusia. Manusia adalah ciptaan Allah dan Dialah yang paling tahu apa yang tepat serta mudah bagi ciptaan-Nya itu. Dia tidak memberikan beban atau kewajiban yang tidak sanggup ditanggung oleh hamba-Nya.

"...Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya." (QS. Al-Baqarah : 286)
"Dia sekali-kali tidak menjadikan untuk kamu dalam agama suatu kesempitan." (QS. Al-Hajj : 78)
Selebihnya malah kitalah yang seringkali membuatnya berat dengan menambah-nambahkan, atau berlebih-lebihan. Dalam hadits Riwayat Bukhari disebutkan :

Dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya agama itu mudah. Tidaklah seseorang mempersulit (berlebih-lebihan) dalam agama melainkan ia akan dikalahkan. Oleh karena itu kerjakanlah dengan semestinya, atau mendekati semestinya dan bergembiralah (dengan pahala Allah) dan mohonlah pertolongan di waktu pagi, petang dan sebagian malam" (Shahih Bukhari No. 38)
Islam itu adalah agama yang mudah. Ia diturunkan dengan sempurna sesuai dengan fitrah dan kemampuan manusia. Seorang muslim sudah sepantasnya menjalankan Islam sesuai karakternya yang mudah, tidak mempersulit diri atau berlebih-lebihan karena orang yang berlebih-lebihan dan mempersulit diri dalam beragama cenderung akan jatuh dalam kekalahan, baik itu bosan, futur atau terjebak pada bid'ah.

Seorang muslim tentunya berusaha menjalankan Islam sebagaimana ia diperintahkan, jika tidak mampu hendaklah berusaha mendekatinya. Serta selalu optimis dengan kebaikan yang akan diberikan kepadanya sebagai balasan atas komitmennya terhadap Islam dan sunnah.

Mari kita hindari terlalu banyak menimbang-nimbang dan fikir-fikir apalagi dengan memilih-milih mana perintah dan larangan yang membawa keuntungan bagi kita saja. Mari kita berusaha segenap tenaga laksanakan islam secara kaaffah, dengan menyeluruh. Semoga Allah memudahkan proses dan menggolongkan kita sebagai ummat islam yang kaffah.amin. (red/-wp)

"Wahai orang-orang yang beriman! Masuklah ke dalam Islam secara keseluruhan, dan janganlah kamu ikuti langkah-langkah syaithan. Sungguh, ia musuh yang nyata bagimu." (QS. Al-Baqarah : 208)

*****

0 komentar:

Posting Komentar

Sahabat

Diberdayakan oleh Blogger.

Copyright © 2012 It's Me..Template by : UrangkuraiPowered by Blogger.Please upgrade to a Modern Browser.